Ramadhan Datang, Alam Pun Riang

Tulisan ini hanya sekedar memunculkan aware, wacana, kesadaran (whateva da term). Bahwa ramadhan sudah makin dekat. Segera bersiap.

Puasa pada zaman ini memiliki tantangannya tersendiri. Godaannya tak kasat mata. Atau tak terasa sebagai godaan karena ianya menjelma menjadi kelaziman masyarakat. Kelaziman yang mungkin sebentuk kezaliman.

Lihatlah, stasiun-stasiun televisi telah menyosialisasikan acara-acara hiburan “terbaik”nya. Acara di mana pelawak menjadi bintang utama, dan ustadz cukup menjadi figuran yang hampir nir peran. Jasa telekomunikasi, pusat perbelanjaan, pun mengambil langkah yang sama. Akibatnya , saat puasa, saat seharusnya kita melatih hidup zuhud (asketis) kita malah berlaku sebaliknya.

Hiburan, makanan, komunikasi, tentu bukan hal yang haram. Saya tidak sedang mengharamkan yang halal. Hanya, setahu saya, saat puasa ini kita sebenarnya dilatih mengenal kembali kesejatian diri. Suci, selalu terhubung Ilahi. Dan salah satu caranya ialah mengurangi porsi makanan dan hiburan SEKALIGUS meningkatkan produktifitas kehidupan. Hal yang tentu tak mudah kecuali Allah menjadikannya mudah.

Hal pertama ini, mari kita istilahkan dengan Food and Fun. 2F.

Hal kedua yang perlu dijadi koreksi ialah, melencengnya aware kita terhadap ramadhan. Kegiatan2 khas ramadhan sering dilaku di malam hari. Tarawih, tadarus, pengajian, dan semacamnya. Sekali lagi tidak salah. Hanya, banyak sekali menggelincirkan orang awam. Bahwa kala ramadhan, ibadahnya ialah tarawih . Bukan puasa. Sehingga, di siang hari, saat inti ibadah ramadhan (puasa) dilaksanakan, tidak ada kesadaran bahwa ia sedang beribadah. Akibatnya, kehidupan di siang berjalan sebagaimana biasa. Kering dari nuansa spiritual. Hatinya sekering bibirnya karena puasa hanya sekedar menahan haus.

Nah, kalau usaha-usaha komersial itu sudah sebegitu seriusnya mempersiapkan diri menghadapi momentum ramadhan, bagaimana dengan kita yang berspiritual??

Jangan lupa berdoa “Allahuma barikli fii Rajab wa Sya’ban wa Ballighna fii Ramadhan” Hmmm.. dari doa itu kita tahu, bahwa seharusnya, persiapan sudah dimulai sejak Rajab lalu. Bahkan, para sahabat terbiasa bersiap membentuk kebiasaan (tahajud rutin misalnya) sejak 6 bulan sebelum Ramadhan. Subhanallah.

Itu dulu yang perlu kita waspadai dalam penyambutan Ramadhan ini. Silakan sharing ilmunya :). Teringat suatu motto, Berilmu Amaliah, Beramal Ilmiah 😀

2 pemikiran pada “Ramadhan Datang, Alam Pun Riang

Tinggalkan komentar